Sulitnya Untuk Tidak Pamrih
Pamrih berarti mengharapkan sesuatu (imbalan, feed back) dari orang lain atas pemberian atau perbuatan yang dilakukan. Sikap pamrih bisa saja dikatakan secara sadar atau tidak sebagai perbuatan yang tidak tulus. Bagi saya pribadi, sikap pamrih adalah salah satu sikap negatif yang sulit dihindari. Kita memberi namun dalam gagasan atau di alam bawah sadar kita, ada rasa untuk menanam budi.
Namun pamrih bukan berarti tidak bisa dihindarkan. Orang bijak mengatakan berikan dengan tangan kanan tanpa perlu diketahui oleh tangan kiri. Meskipun sangat sulit, saya selalu mencoba untuk melakukan perbuatan tanpa pamrih. Caranya adalah dengan selalu berusaha berpikir positif dan apa adanya. Niat didasarkan hanya untuk memberi dan bukan untuk ‘mengambilnya’ kembali.
Saya juga memegang teguh prinsip bahwa kebaikan apapun yang dilakukan pastinya akan dibalas oleh Allah SWT dalam bentuk lain apapun itu. Jadi saat melakukan suatu kebaikan kepada orang lain, lakukanlah karena Allah semata. Saya percaya entah kapan dan dimana, saya akan menerima balasan yang setimpal bahkan lebih, dan bukan dari orang yang saya berikan kebaikan. Kuasa Allah SWT lebih dari segalanya untuk membalas kebaikan. Saya sangat percaya itu.
Sering saya menemui orang-orang ataupun teman yang benar-benar menguji sikap saya untuk tidak pamrih. Saya punya teman yang selalu saya berikan ucapan hari ulang tahun padanya. Saya melakukannya karena dia teman dan saya dapat merasakan bagaimana perasaan orang yang tidak pernah kontak tapi tetap diingat. Ada terlintas dibenak saya agar dia melakukan hal yang sama terhadap saya.
Setiap saya beri ucapan, dia selalu berterimakasih dan mengatakan rasa bangganya kepada saya yang selalu ingat hari ulang tahunnya. Dia pernah merasa malu karena selalu lupa hari ulang tahun saya dan mengatakan akan ‘membalas kebaikan’ saya. Tapi nyatanya? Tidak pernah sekalipun. Itu terjadi berkali-kali.
Saya sempat berpikir tidak diperlakukan secara adil. Namun akhirnya saya sadar bahwa saya melakukan kabaikan karena memang saya mau dan sudah seharusnya saya tidak boleh mengharapkan sesuatu dari yang saya lakukan. Istilahnya; nothing to lose aja lah.
Ada juga cerita tentang teman saya yang ingin diperhatikan dan dibalas budi baiknya. Istilahnya dalam pertemanan harus ada take and give, dan itu berlaku dimana saja. Hobinya adalah berkata ataupun berbuat yang secara tidak langsung mengungkit kebaikan yang pernah ia lakukan.
Tidak enak memang berada di posisi orang yang menerima kebaikan jika akhirnya harus diungkit-ungkit. Karena yang namanya hutang budi sebenarnya tidak bisa terbalaskan. Kita pasti pernah pula secara tidak sadar atau disengaja pamrih dengan menceritakan tentang kebaikan kita di masa lalu. Meskipun kita tidak bermaksud demikian.
Masalahnya, jika kita mampu untuk tidak pamrih, bagaimana dengan orang lain yang masih pamrih kepada kita? Sikap nothing to lose di setiap berbuat kebaikan sebaiknya memang selalu ditanamkan. Tidak perlu di’minta balik’ atau dibicarakan sekalipun. Sulit memang, apalagi d jaman serba materialistis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar