Sebut Saja Nama Agamamu
Sebenarnya dari dulu saya sering melihat fenomena orang-orang yang ketika mengisi keterangan AGAMA di data dirinya, diisinya dengan kata atau kalimat yang tidak menerangkan sebuah nama agama resmi ataupun keyakinan yang dikenal umum. Kata atau kalimat yang saya dulu jumpai misalnya; ‘Kekasih Tuhan’, ‘Islam Protestan’ dan lain sebagainya. Sering pula ada yang tidak mengisi kolom AGAMA. Entah sengaja atau memang terlewatkan.
Fenomena itu kembali saya lihat setelah saya ikut sebuah situs pertemanan, Facebook. Banyak orang-orang, bahkan teman-teman yang saya kenal, menuliskan kata atau kalimat yang tidak dengan tegas menjelaskan status resmi agama yang menjadi panutannya. Teman-teman saya itu, yang saya tahu persis beragama Islam misalnya, ada yang menuliskannya dengan berbagai kata atau kalimat.
Mulai dari ‘Peace’, ‘Gue percaya adanya Tuhan’, ‘Post Islam’, hingga ‘ Always doing the good things is my religion’. Masih banyak lagi sebenarnya yang mereka tuliskan untuk menjelaskan identitas keyakinan mereka masing-masing. Agak tidak lazim memang jika membaca atau mendengar ada ‘Agama’ seperti itu di luar yang resmi yang diakui pemerintah. Atau paling tidak jika dilihat secara adat maupun secara umum masyarakat yang mengakuinya.
Saya mencoba untuk menangkap hal ini sebagai sebuah joke semata. Mungkin juga sebagai perwujudan rasa eksistensi diri kepada semua orang. Sering keunikan menjadi brand tersendiri buat seseorang. Malah semakin unik,nyentrik dan beda (agak tipis sama ‘aneh’ sih), brand orang yang bersangkutan akan lebih kuat. Istilahnya; pokoknya enggak pasaran deh!
Namun jika ditelaah secara serius, saya harus merasa iba dengan orang yang secara tidak langsung menampik status yang melekat pada dirinya. Pastinya secara formal , dengan dikuatkan dengan status nama agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP), tidak ada yang salah jika mereka memang seharusnya mencantumkan agama sesuai dengan yang ada di KTP.
Jika kita tanyakan kepada mereka, ‘Bagaimana cara mereka menikah?’ lalu ‘Dengan cara agama apa mereka nanti akan dikuburkan saat meninggal?’. Pasti mereka tidak akan menjawab semuanya dilakukan dengan cara ‘ Always doing the good things is my religion’ atau 'Peace'. Kita seolah menjadi mahluk paling sombong dan paling benar dengan tidak mengakui nama agama yang kita peluk. Disayangkan memang..
Apa yang mereka lakukan sebenarnya berarti tidak mengakui agama yang ada di data diri resmi mereka. Secara sadar pula berarti mereka menggunakan nama agama yang ada di KTP hanya untuk hiasan dan kelengkapan administrasi saja. Atau paling tidak mereka seharusnya berani untuk ‘keluar’ dari Islam, misalnya, jika memang tidak mengakui ke-Islam-an mereka.
Saya juga bukan muslim yang taat. Namun saya berani mencantumkan nama agama yang saya yakini dan tidak malu bahwa saya memang beragama Islam. Saya mengakui bahwa saya memang pemeluk Islam dan sesuai dengan apa yang ada di KTP. Tinggal sebut saja nama agama, sementara urusan bagaimana kita melaksanakan ajaran agama yang bersangkutan adalah sudah menjadi urusan pribadi masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar