Akhirnya kemarin (Rabu,21 November 07) saya ketemu lagi dengan Sugih Hendarto alias Om Hen. Saya bertemu Om Hen dalam kesempatan menyaksikan laga Persija-Persikabo di Stadion Lebak Bulus,Jakarta. Kalau tidak salah saya tidak bertemu beliau hampir 2 tahun.
Beliau adalah salah satu sosok sepuh yang saya hormati dalam sepakbola. Lewat ayah lima orang anak kelahiran tahun 1934 inilah, saya banyak mendapat pengetahuan, pengalaman dan filosofi tentang sepakbola.
Pertama bertemu saat masih kuliah di UI tahun 1996. Saat itu Om Hen menjadi pelatih tim UI. Kemudian untuk waktu yang tidak lama, saya kembali dilatihnya saat saya bergabung dengan Menteng Yunior (salah satu anggota Persija).
Sebenarnya niat saya kemarin datang ke Stadion Lebak Bulus adalah untuk sekedar menyaksikan pertandingan dan bertemu dengan beberapa teman lama klub Menteng Yunior. Namun saat saya mengontak Hanif (teman kuliah, sepakbola dan sekarang jadi pengurus Persija) via ponsel, dia mengatakan sedang bersama Om Hen di pintu masuk.
Kontan saja saya gembira. Gembira tanpa alasan. Yang pasti saya senang bisa ketemu Om Hen untuk sekedar ngobrol-ngobrol sepakbola. Saya langsung membeli cemilan dan minuman di tempat perbelanjaan di depan stadion.
Akhirnya kami pun bertemu. Kami duduk di bangku kehormatan yang sebenarnya diperuntukkan untuk pengurus PSSI. Sambil menyaksikan pertandingan, kami ngobrol sana-sani.
Om Hen tidak berubah. Mantan asisten pelatih timnas di era 70an dan pelatih Persija di era 80an itu tetap punya semangat dan selalu berusaha menularkan semangatnya kepada lawan bicara. Tidak cuma bercerita soal sepakbola tapi juga kehidupan. Saya suka.
Kembali saya mendapat banyak pelajaran positif dari beliau. Hari ini beliau berangkat ke Bangka untuk memberikan pelatihan kepada pelatih di sana. Dia bercerita kalau dia dibayar 10 juta untuk 4 hari berada di sana. Beliau bilang padahal sebenarnya cuma berharap dibayar 7 juta saja. Tapi tambahnya, Tuhan itu baik kepada semua orang.
Jelang memasuki babak kedua, Om Hen pulang. Katanya, kalau sampai selesai pertandingan, dia bisa kena macet. Saya pun akhirnya menyaksikan sendiri pertandingan tanpa didampingi mentor sepuh yang punya semangat.
Thanks Om...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar