Kamis, 22 November 2007

Inggris Memang Tidak Pantas Melenggang Ke Euro 2008


Inggris Memang Tidak Pantas Melenggang Ke Euro 2008
Hampir semua orang yang saya temui saat Inggris kalah 1-2 dari Kroasia di Zagreb mengatakan bahwa Inggris sulit untuk lolos ke Austria-Swiss 2008. Bahkan saat Israel memukul Rusia 2-1, saya tetap yakin bahwa Inggris tidak akan main di Euro tahun depan. Saya masih ingat, saat Rusia kalah dari Israel, seolah Inggris sudah menggaet tiket ke Euro. Mereka cukup imbang saat menjamu Kroasia di Wembley. Sementara Rusia harus menang saat tandang ke Andorra. Permainan anak asuh Steve McLaren itu jauh dari bagus.
Mereka hanya memiliki nama besar dalam sejarah sepakbola dunia. Sebagai pionir liga sepakbola modern dan sekali juara dunia (itu pun karena berlangsung di kandang). Di grup ini saya menjagokan Kroasia yangpunya militansi dalam setiap pertandingan dan tentunya Rusia yang dikomandani Guus Hiddink, si tangan dingin.
Dan terbukti, dini hari tadi saat saya terbangun pukul 03.40, saya langsung menghidupkan tv dan tersentak kaget dan terseyum lebar saat melihat hasil sementara adalah 2-0 buat Kroasia. Bravo Kroasia! Mereka memang luar biasa. Tampil bak ksatria dan pantang menyerah. Bermain di lapangan becek dan tekanan atmosfir khas Inggris, Robert Kovac Cs bermain menyerang dan terbuka layaknya sebuah partai final. Sekali lagi, mereka tampil memang luar biasa.

Gol pertama tim asuhan Slaven Bilic dicetak oleh Niko Kranjcar menit ke-8. Tendangan keras dari luar kotak pinalti gagal ditepis dengan sempurna kiper pelapis Scott Carson. Di sini akhirnya terbukti bahwa McLaren salah menaruh posisi kiper kepada Carson yang miskin pertandingan internasional. Selain alasan cidera, mungkin bisa jadi dia kurang percaya dengan Paul Robinson yang pernah melakukan 'dosa besar' saat kekalahan 1-2 di Zagreb.

Gol kedua pun tidak kalah cantik. Ivica Olic berhasil lolos dari perangkat offside Inggris menit ke-14. Satu pemain Inggris telat naik saat teman-temannya sudah up. Olic pun sukses menempatkan bola ke gawang Carson yang sudah satu lawan satu.

Di babak kedua Inggris melakukan perubahan besar. Beckham dan Defoe masuk menggantikan Wright Phillips dan Gareth Barry. Inggris mencoba menekan tapi Kroasia juga kerap kali mengancam pertahanan tuan rumah. Akhirnya Inggris berhasil memperkecil ketinggalan saat Lampard suskes mengeksekusi hadiah pinalti menit ke-56. Hanya berselang 9 menit, giliran Crouch yang mampu menerima dengan baik umpan Beckham. 2-2.

Sekali lagi, tampaknya Inggris sudah merasa lolos ke Euro. Mc Laren, para official dan penonton tampak yakin sekali dengan hasil ini. Padahal di pinggir lapangan bench Kroasia, Bilic terus memompa semangat anak asuhannya dengan teriakan-terikan penuh motivasi. Akhirnya mimpi buruk itu tiba. Adalah Mladen Petric, pemain pengganti yang mampu mencetak gol indah menit ke-77. Tendangan keras kaki kirinya dari luar kotak 16 tidak bia dibendung Carson. 3-2.

Kroasia mulai sedikit bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Pertahanan mereka begitu kokoh, sementara anak-anak Inggris mulai buyar konsentrasinya. Mungkin mereka tahu hasil di Andorra dimana Rusia sementara unggul 1-0 lewat Dmitri Sychev sejak menit ke-39. Tambahan waktu 3 menit tidak mampu menyelamatkan Inggris untuk tidak berduka. Mereka kalah di Wembley, simbol kebesaran sepakbola modern Inggris.

Kroasia tidak main-main dan mereka memang bermain untuk mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan Rusia yang juga tergantung akan hasil pertandingan ini. Mengalahkan Inggris di depan mata hidung pendukungnya adalah prestasi sekaligus rekor besar buat mereka. Mereka pun tampil hebat dan tidak takut dengan nama besar The Three Lions.

Inggris sendiri tampil tidak mengesankan sejak kualifikasi grup E ini digelar. Persoalan pola permainan dan penempatan posisi pemain menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai buat McLaren. Mereka hanya punya nama besar dan selalu dibesar-besarkan oleh media. Sementara buat Kroasia, dengan permainan seperti itu, mereka bisa menjadi favorit di Euro tahun depan.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog