Menyebut Asma Allah (secara sembarangan)
Pernah dengar ada orang menyebut asma Allah SWT secara sering dan sembarangan? Saya sering.
Menyebut nama Allah pada dasarnya adalah perbuatan yang baik. Semakin sering kita menyebut namanya, secara langsung maupun tidak, artinya kita selalu ingat kepadaNya. Keagungan Ilahi dipancarkan lewat suara yang memang sudah sepantasnya. Persoalannya menjadi lain jika penyebutan asma Allah yang suci itu keluar dari mulut, tidak pada tempatnya. Alias sembarangan.
Mungkin bisa jadi karena faktor kebiasaan (atau latah?), orang menjadi sering menyeret-nyeret nama Allah dalam setiap tindakan. Ketika uang kembalian jatuh, langsung menyebut,”Ya,Allah”. Bingung yang berlebihan, seketika bilang,”Ya,Allah”. Bahkan ketika becanda cekikikan, kata-kata itu teramat sering terlontar.
Apalagi di bulan suci ini, mendadak banyak orang tadinya tidak ‘religius’, mendadak harus tampil ‘sedikit religius’. Apa-apa yang dikatakan harus sebisa mungkin berbau bulan Ramadhan. Akhirnya, sering pula kita dengar bagaimana seseorang bisa dengan mudahnya mengumbar asma Allah secara sembrono. Sebentar-sebentar berucap,”Ya, Allah..Ya,Allah”
Sebagai muslim yang juga memiliki hak untuk menyebut nama Allah dengan baik dan benar merasa risih. Terlebih dalam kaitannya dengan kewajiban menjaga nama Allah untuk tegak berdiri di tempat yang benar.
Kita harus bisa menempatkan sesuatu pada porsinya. Nama Allah bukanlah untuk dipermainkan. Bukan untuk dijadikan topeng kemasan dari kalimat yang tidak ada relevansinya sama sekali dengan keagunganNya. Lebih baik kita diam dan menahan diri untuk tidak menyebut apa-apa. Ketimbang nama besar Sang Khalik itu diumbar secara mubazir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar