Beberapa Poin dibalik Kekalahan Telak Milan dari Inter
Kekalahan telak 0-4 Milan dari Inter di derby Della Madonina dini hari tadi, sulit terbayangkan sebelumnya. Diunggulkan untuk menang malah jadi bulan-bulanan pasukan Jose Mourinho. Tiga gol di paru pertama, dan satu gol susulan di babak kedua. Saat kedudukan 0-2 pun, Inter sudah bisa dikatakan meraup tiga poin, ketika sang kapten, Gattuso, diganjar kartu kuning kedua. Milan harus bermain dengan 10 pemain saat laga belum berumur 40 menit.
Poin penting dibalik kekalahan Il Rosonerri adalah sikap Leonardo yang terlalu memaksakan dimainkan The Winning Team minggu lalu, sejak awal. Memang ada istilah “Don’t change the Winning Team”, tetapi selalu juga ada pengecualian. Formasi Milan saat menekuk Siena 2-1 minggu lalu, sangat tidak tepat jika menghadapi Inter. Inter bukanlah Siena. Lini tengah Milan kalah jauh dengan gelandang Inter yang punya determinasi dan saling topang kuat. Belum lagi faktor Wesley Sneijder yang ternyata langsung in dan bermain bagus.
Tiga gelandang awal Milan : Pirlo,Flamini, dan Gattuso, hanya mampu melayani kerasnya perang di lini sentral itu di 20 menit pertama saja. Terlebih dengan kelakuan tidak kesatria ala Gattuso yang makin memperburuk keadaan. Sudah cidera, tapi masih memaksa bermain. Pinalti buat Inter plus kartu kuning adalah harga mahal yang harus diterimanya dan timnya. Tidak belajar dari pengalaman, Gattuso mengulanginya lagi. Kali ini sekitar daerah lingkaran tengah lapangan. Kita pun semua melihat, wasit seakan memvonis kekalahan Milan detik itu juga. Gattuso membuat kerugian besar bagi Milan.
Lini depan Milan yang menurunkan Boriello mulai kick off juga sangat keliru. Sejak awal, seharusnya Huntelaar dimainkan untuk tandem dengan Pato. Boriello seakan menjadi kartu mati Milan di lini depan sepanjang babak pertama. Pergerakannya mudah sekali dimatikan bek-bek Inter. Praktis hanya Pato-Ronaldinho yang menciptakan manuver berbahaya di daerah pertahanan Inter.
Koordinasi barisan belakang juga tidak terjalin baik. Selain gol terakhir Inter lewat Stankovic, 3 gol sebelumnya adalah buah dari lengahnya mereka menjaga pertahanan. Semuanya seakan hanya melihat (baca : menonton) lawan memainkan bola satu dua sentuhan. Melihat bagaimana Nesta Cs bermain di belakang, kita bisa mengatakan benteng Milan masih jauh dari sebuah pertahanan yang kokoh dan rapi.
Kalah telak dalam duel derby bukanlah hal mudah untuk diterima buat tim sebesar Milan. Tapi itulah realita. Realita dari sebuah usaha perjudian Leonardo dan tindakan bodoh Gattuso yang sangat tidak pantas untuk ditiru. Jalan Milan masih panjang. Semua partai di depan adalah partai penting. Tentunya Leoardo dan semua awak timya mengambil hikmah dari tragedi ini. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar