Kamis, 30 Juli 2009

Alarm Bahaya Buat Milan Semakin Nyaring

Alarm Bahaya Buat Milan Semakin Nyaring

Bukan tidak mungkin Milan akan melewati musim 2009/10 yang berat dengan seadanya. Tanpa hasil alias nihil. Premis itu sangat wajar jika mengamati beberapa penampilan terakhir pra musim Il Rossoneri yang sangat buruk. Mereka dihantam tiga kekalahan langsung dalam Turnamen World Champion di Amerika Serikat (AS). Yang paling gres, beberapa jam lalu, anak-anak San Siro harus bertekuk lutut di hadapan raja Bavaria, Bayern Munchen 1-4 dalam ajang turnamen Audi Cup 2009.

Melihat Milan bermain melawan Munchen, tidak beda jauh dengan menyaksikan tim gurem menghadapi time elit. Milan tampil tertekan dan nyaris tanpa bola. Predikat jawaranya Eropa tidak melekat sama sekali. Saya sempat menghibur diri mungkin saja mereka kelelahan karena baru tiba sehari dari AS. Yang tidak kalah untuk dijadikan alasan adalah eksperimen Leonardo, sang allenatore, dalam usahanya mencari bentuk dan pola main yang pas buat Nesta Cs.

Yang harus menjadi catatan penting atas kinerja pasukan Leonardo, terutama di laga dini hari tadi, adalah tidak adanya pengatur irama permainan. Seorang jenderal lapangan tengah yang berperan sebagai penyeimbang sekaligus pengatur serangan. Pirlo terlalu ke belakang, secara tidak langsung dia mengatakan kepada kita,”Aku lah gelandang bertahan sesungguhnya!”. Bola-bola mengalir kencang langsung ke depan. Tidak keluar gaya main Milan yang biasa mendikte permainan lawan.

Pola yang diterapkan sih adalah pola yang lebih menyerang, 4-4-2. Tapi faktanya, Milan tidak menyerang sama sekali. Di babak pertama, Ronaldinho berduet dengan Pato di depan. Sejajar! Sudah menjadi rahasia umum, Dinho tidak nyaman dengan posisi itu. Dia bukan striker murni, lebih bagus sebagai penyerang lubang. Tidak ada peluang sama sekali di 45 menit pertama. Gol Pirlo di babak kedua pun adalah tendangan bebas, bukan hasil dari skema main.

Barisan belakang juga masih belum padu benar. Masih rapuh. Belum ada kecocokan yang sempurna dari berbagai kombinasi pasangan bek tengah yang dimiliki Leo. Terlepas dari unsur coba-coba ala Lenardo, tampaknya para gaek mania masih dipercaya dalam laga penuh tekanan seperti itu. Jika di daftar skuad tidak ada pilihan lain, tidak masalah. Tapi persoalannya Leo punya pandangan lain soal ini yang membuat para Milanisti gregetan.

Membeli sedikitnya dua pemain kelas dunia untuk posisi bek tengah dan gelandang adalah wajib hukumnya buat Milan saat ini. Belum tercium sama sekali hawa kekhawatiran dari Berlusconi dan Galliani melihat Milan yang compang-camping sepeninggal Kaka ke Madrid. Jika memang dua petinggi Milan itu menyaksikan laga terkahir, seharusnya telinga mereka sudah sakit akibat nyaringnya alarm bahaya buat Milan musim depan.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog