Selasa, 05 Mei 2009

Radio Bisa Hidup Karena Pendengarnya

Radio Bisa Hidup Karena Pendengarnya

Saya termasuk penggemar siaran radio KIS FM 95.1 FM. Selain lagu-lagunya yang berasal dari era 80-an, penyajian siaran yang kerap menggunakan bahasa Inggris, membuat saya pun bisa belajar. Hari Rabu adalah hari spesial, karena sepanjang hari itulah KIS FM mengudarakan lagu-lagu slow dalam program Wednesday Slow Machine.

Tadi pagi di acara Morning KIS, yang biasa dipandu oleh SG dan JW, saya mendengar komentar dari SG yang menurut saya tidak pantas untuk diucapkan oleh seorang penyiar radio. Komentarnya sebagai bagian dari respon terhadap pesan yang dikirimkan oleh salah satu pendengar KIS FM, kurang lebih seperti ini; “Udah complain, salah lagi nulisnya. Buat gue sih gampang aja. Kalo gak suka sama musiknya, pindah channel lain aja!”

Saya cukup kaget dengan perkataan seorang SG yang memang terkenal pintar, ceplas-ceplos dan mulai sering tampil di layar televisi itu. Mungkin saja SG dengan bersemangat atau justru sedang ada masalah sehingga kesan yang ditangkap dari perkataannya itu adalah sikap tinggi hati, masa bodoh dan anti kritik. Meski maksudnya adalah bercanda, kesan seperti disebut di atas tak terhindarkan. Tidak mau peduli dengan keluhan pendengar yang bisa jadi adalah pendengar setia acara dan bahkan dirinya!

SG pun lupa bahwa dalam dunia radio komersil, peran pendengar menjadi hal terpenting. Pertimbangan pemasok iklan memasang produknya di radio adalah jangkauan siaran ,kualitas teknis siaran, jenis siaran, dan segmen serta banyaknya audiens yang mendengar. Semakin banyak pendengar yang terhimpun, produsen tentunya semakin senang. Iklan pun mengalir kencang yang berujung pada peningkatan pendapatan radio itu sendiri.

Jadi, dari pedengarlah SG digaji. Oleh sebab itu, hargailah pendengar (audiens) anda. Tidak perlu bersikap berlebihan, cukup dengan perhatian dan sikap yang santun, pendengar tentunya akan merasa dihargai. Pendengar sudah memberikan perhatian (atensi), baik yang negatif atau positif, sudah seharusnya radio berterimakasih dengan memberikan “pesan positif”.

Entah apa sebenarnya yang dikirimkan oleh pendengar KIS FM yang tidak disebutkan namanya itu. Namun dari apa yang diungkapkan oleh SG, pesan yang dikirim oleh pendenar misterius itu kurang lebih soal pilihan musik yang paling tidak kurang berkenan buatnya. Apa pun itu, menurut saya SG tidak perlu bersikap reaksioner yang justru sebenarnya merugikan citranya sendiri. Menurut saya, langkah yang lebih safe adalah SG tidak perlu membacakan pesan dari pendengar itu.

Pepatah yang mengatakan “Mulutmu adalah Harimau” perlu dicamkan oleh SG. Jika pendengar yang bersangkutan kecewa dan tidak mau mendengar lagi siaran SG atau bahkan KIS FM, radio ini jelas rugi. Mencari pendengar adalah bukan pekerjaan mudah. Hilang satu pendengar adalah kerugian, apalagi jika hal ini menjadi efek domino yang bisa saja memperparah citra salah satu radio kesayangan saya ini.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog