Senin, 13 April 2009

Selamat Tinggal Karcis Tol Berlangganan

Selamat Tinggal Karcis Tol Berlangganan

Tidak terasa, hampir 3 minggu saya sudah tidak menulis di blog pribadi saya ini. Bisa jadi karena beberapa masalah yang memerlukan konsentrasi, membuat kebiasaan menulis segala macam hal yang memang ingin ditulis menjadi terhenti. Tapi sebenarnya kendala apapun harusnya tidak boleh dijadikan alasan untuk menghentikan salah satu kebiasaan favorit saya, menulis.

Kali ini saya ingin menulis uneg-uneg seputar rencana pihak Jasa Marga yang akan menghentikan penjualan Karcis Tol Berlangganan (KTB) per 1 Juli 2009. Saya adalah konsumen jalan tol dalam kota yang selalu membeli KTB tiap 3 bulan sekali. Seperti diketahui, KTB memang dikeluarkan per 3 bulan sekali oleh pihak Jasa Marga utnuk masa berlaku selama 3 bulan kedepan.

Alasan saya membeli KTB adalah segi praktis dan ekonomis. Dengan membayar tol dalam kota ala KTB, kita tidak membutuhkan uang kembalian ataupun menyediakan uang pas yang nilainya Rp. 5.500,-. Waktu yang dibutuhkan untuk membayar di pintu tol pun juga lebih singkat. Secara ekonomis, dengan membeli KTB pada bulan pertama berjalan, maka kita mendapatkan diskon 10 persen. Misalnya; saya membeli 10 KTB di bulan pertama, saya cuma membayar sebesar Rp. 49.500,-. Padahal seharusnya saya membayar Rp. 55.000,- . Untuk bulan kedua dan ketiga berjalan, diskon yang diberikan sebesar 7,5 % dan 5 %.

Dengan penerapan e-toll yang dimonopoli oleh salah satu bank nasional sekitar 2 bulan lalu, akhirnya masa-masa romantis dengan KTB akan segera berakhir. Saya sudah mulai curiga saat ingin membeli KTB awal April ini. Petugas Jasa Marga mengatakan bahwa KTB baru akan dijual tanggal 8 April sore. Dia pun menegaskan bahwa ini adalah periode yang terakhir. Saya pun baru sempat beli tadi pagi di gerbang tol Cililitan.

Selanjutnya untuk pembayaran tol dalam kota akan diberlakukan sistem e-toll. Sistem e-toll adalah sistem dimana konsumen cukup memiliki kartu deposit yang berisi nominal tertentu untuk melakukan pembayaran tol. Secara otomatis dengan hanya menempel ke mesin yang disiapkan di pintu tol, maka nominal yang ada akan berkurang. Artinya, e-toll hanyalah bentuk baru dari dan sebagai pengganti uang kartal.

Ketika saya tanya apa saja kelebihan e-toll, pihak Jasa Marga mengatakan bahwa nantinya e-toll akan aplikatif pada semua tol yang ada di Indonesia. Dia pun memastikan bahwa e-toll lebih cepat dari pembayaran konvensional. E-toll juga bisa digunakan di SPBU sebagai alat pembayaran pembelian BBM. Berbeda dengan KTB yang hanya berlaku untuk 3 bulan, e-toll tidak ada batas waktunya. Tidak ada diskon lagi.

Saya mendukung upaya agar pembayaran tol yang kerap dianggap lambat, bisa dipercepat dengan adanya sistem ini. Tapi saya berani bertaruh, bahwa pembayaran dengan KTB lebih cepat beberapa detik dibanding membayar dengan sistem e-toll. Dengan KTB, kita cukup menyerahkan saja karcisnya. Berbeda dengan e-toll, yang harus menempelkan kartu ke mesin pemindai terlebih dahulu.

Yang perlu menjadi perhatian pihak operator jalan tol adalah kepastian ketersediaan listrik sebagai penopang sistem elektronik ini. Jangan sampai konsumen yang sudah bersusah payah memiliki dan mengisi nominal e-toll-nya, tapi harus kecewa karena pada saat ingin membayar di pintu tol, aliran listrik padam. Infrastruktur dan SDM operator jalan tol harus siap untuk menghadapi kendala seperti; kerusakan pada mesin pemindai, kerusakan pada kartu e-toll, dan lain sebagainya.

Monopoli bank pendukung dalam sistem ini juga harus dikaji. Saya bukan nasabah bank nasional yang saat ini menjadi satu-satunya tempat untuk aplikasi dan mengisi kartu e-toll. Saya pikir perlu agar bank pendukung tidak hanya satu, tapi beberapa bank sehingga buat orang seperti saya yang bukan nasabah bank tertentu tidak perlu harus menjadi nasabahnya.

Jika dibandingkan dengan KTB, saya hanya melihat satu kelebihan utama yang dimiliki e-toll. Sistem e-toll menghilangkan penggunaan kertas sebagai bahan baku pada sistem KTB. Di luar semua itu, KTB tetap idola bagi saya. Paling tidak hingga 30 Juni 2009, saya masih bisa menikmati kelebihan KTB yang tidak dimiliki oleh e-toll.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog