Kamis, 16 April 2009

Artis Yang Jadi Anggota Legislatif

Artis Yang Jadi Anggota Legislatif

Pemilu legislatif genap usai seminggu lalu. Selain menyisakan kisruh seputar DPT, angka golput yang tinggi, berbagai pelanggaran dan kecurangan, sisi lain yang perlu disimak adalah kans besar beberapa artis yang menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR atau DPRD.

Dua malam lalu saya melihat tayangan talk show di TV One yang menghadirkan artis Eko Patrio (EP), caleg dari PAN untuk salah satu daerah pemilihan di Jawa Timur. Bebarapa jam sebelumnya, di acara yang berbeda, TV One menghadirkan pula pelawak Mandra (M), sama-sama dari PAN, untuk diwawancara. Keduanya berpeluang melenggang ke rumah wakil rakyat.

Menyaksikan cerita kedua orang tersebut dan bagaimana cara dari masing-masing mereka menjawab berbagai pertanyaan ringan maupun tajam, saya secara pribadi menyangsikan keseriusan mereka untuk menjadi anggota legislatif. Betapa tidak? Kesan yang tertangkap adalah ajang menjadi perpanjangan tangan rakyat ini seolah-olah main-main semata.

Cara bicara yang gagap dan apa adanya membuat saya mengerutkan dahi. Lucunya ketika ditanya apa yang mau dan bisa dilakukan nanti di parlemen, EP menjawab,” Lebih baik diam, tapi tidak melakukan apa-apa( yang negatif)”. Nah Lho? Kok bisa berpikiran seperti itu ya? Seharusnya mereka berpikiran aktif bersuara dan tidak melakukan apa-apa yang negatif! Tidak ada kata-kata 'mendingan' atau 'daripada'.

Wajah wakil rakyat yang kini lebih banyak babak belurnya, harus diwarnai oleh para debutan baru yang minim modal . Satu hal yang pasti, modal kepopuleran sudah melekat pada para artis menjadi andalan mereka. Selebihnya, kita perlu pertanyakan dengan serius. Modal niat menjadi ungkapan normatif dari mereka. “Yang penting niatnya kan?” ungkap M. Mereka harusnya sadar betul, semuanya tidak cuma butuh dan berhenti di tataran niat saja.

Padahal untuk menjadi wakil rakyat di era penuh tantangan, mutlak diperlukan kompetensi, intelektualitas, intregitas, dan wawasan yang mumpuni. Yang tidak kalah penting lagi adalah totalitas. Saat ditanya soal kaitan modal menjadi caleg dan gaji anggota DPR, EP menjawab,”Masih bisa ngemsi kok!”. Bagaimana mungkin bisa total jika niatnya masih ingin eksis di dunia hiburan.

Memang ada artis yang berhasil di parlemen maupun di level ekskutif. Faktor penyebabnya tidak lain adalah tercantumnya poin-poin yang saya sebutkan tadi. Atau paling tidak sedikit banyak mereka punya modal itu.

EP dan M hanyalah sampel dari banyaknya artis yang bertaruh menjadi calon wakil rakyat. Kiprah mereka kita tunggu. Jangan sampai stigma buruk parlemen yang minus di mata masyarakat, akan semakin bobrok dengan kehadiran para artis. Untuk itu, jangan main-main!

Tidak ada komentar:

Arsip Blog