Kamis, 12 Februari 2009

Main Futsal Pertama Kali

Main Futsal Pertama Kali

Akhirnya ada kesempatan juga buat menulis pengalaman main futsal pertama kali.

Tahu istilah ‘futsal’ mungkin sudah lebih dari 4 tahun yang lalu. Mendengar orang ngobrol seputar futsal atau melihat teman-teman bermain futsal mungkin sudah sering pula. Tapi entah kenapa, setiap ada kesempatan buat main futsal, saya selalu ‘susah’ untuk menyempatkan diri main. Ada saja alasannya. Mungkin bagi saya futsal tidak semenarik sepakbola beneran. Paling tidak, rasanya sensasi futsal tidak ada apa-apanya dibanding main di lapangan besar. Padahal saya belum pernah main futsal lho.

Kejadiannya sudah hampir 2 minggu yang lalu. Sabtu pagi 31 Januari 2009, saya mendapat SMS dari Emir, teman kuliah, yang mengajak main futsal di Gudang Futsal, Kalimalang Jakarta, Sabtu malam mulai pukul 8 hingga 10 WIB. Setelah saya konfirmasi ke Emir, dia mengatakan bahwa acara ini atas ajakan Sammy (teman kampus juga) yang biasa bermain disana bareng teman-teman rumahnya. Beberapa teman-teman kampus sendiri juga sudah diundang.

Yang terlintas dalam benak saya adalah saya mau datang untuk sekedar nongkrong, menonton sambil ketemu teman-teman kampus yang sudah jarang ditemui. Tapi saya tahu benar kebiasaan teman-teman kampus. Kalau enggak telat, yang datang sedikit. Lagipula enggak ada salahnya buat siap-siap. Pasti ujung-ujungnya ditodong juga buat main.

Benar saja. Ternyata teman-teman kampus yang datang cuma 4 orang (saya, Emir, Kiki, dan Ibam), ditambah Sammy (sebagai tuan rumah). Jadinya pas berlima! Udah gitu, Sammy ngajakin tanding segala lagi sama teman-teman rumahnya. Wah! Udah jarang olahraga, terus bakal dikerjain pula sama anak-anak muda yang sudah biasa main futsal.

Sebelum latih tanding, kita sempat berbaur main sama teman-temannya Sammy. Sedikit gamang, tapi akhirnya bisa menyesuaikan dengan lebar dan panjang lapangan, kontur lapangan dan cara bermain. Di debut ini, saya berhasil mencetak gol indah dengan kaki kiri hasil kerjasama old crackers. Sebuah gol yang saya lesakkan secara langsung tanpa dikontrol dulu dari luar kotak pinalti, meneruskan permainan umpan satu dua Emir dan Kiki.

Akhirnya saat latih tanding pun tiba. Kita pemain-pemain tua berhadapan dengan anak-anak muda yang katanya adalah tim inti ‘kelimaan’ teman-teman Sammy. Kita pun sepakat untuk tidak ngoyo, bertahan dan lebih mengandalkan permainan efektif. Hasilnya, lawan jadi fustasi. Kita tidak menekan lawan saat mereka memainkan bola di daerah mereka sendiri. Kita hanya menunggu di garis tengah.

Saat lawan kehilangan bola, kita berusaha untuk menahan bola selama mungkin sambil menunggu saat yang tepat untuk memberikan umpan terobosan lewat celah yang ada. Serangan balik kita pun cepat dan efektif. Ada satu momen dimana saya memberikan umpan lambung yang matang ke arah Kiki, yang kemudian disundul ke arah tiang jauh lawan. Sundulan yang tidak diduga oleh kiper lawan dan menghasilkan gol cantik.

Kita pun akhirnya hanya kalah selisih dua gol. Lumayanlah untuk ukuran pemain-pemain usia kepala 3 dan jarang olahraga! Yang pentng bisa olahraga dan melemaskan otot-otot yang kaku. Sepatu saya yang bukan sepatu futsal mengalami sedikit kerusakan. Telapan kaki kiri agak pegal.

Capek juga ternyata. Saya benar-benar menuruti masukan dari Ibam sebelum permainan. Katanya kalau baru pertama kali main futsal, jangan di-forsir alias ngoyo. Pernah ada pemain bola yang ketika pertama kali main futsal, langsung tancap gas. Akhirnya baru 10 menit main, udah ngos-ngosan, terus lemas.

Memang enggak usah ngoyo. Yang penting main efektif, nikmati permainannya dan hasilnya adalah satu gol indah plus satu assist cantik.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog