Survey Tol Basa-Basi
Kemarin sore (Rabu, 3 Desember 2008) bersama istri saat memasuki pintu tol JORR Cilandak/Ampera, saya sempat melihat pengumuman kecil yang memberitahu akan diadakan survey tol selama kurang lebih 3 hari terhitung mulai hari ini (Kamis, 4 Desember 2008).
Benar saja. Tadi pagi saat masuk pintu tol Dukuh, saat membayar tol, saya diberikan satu buah kartu yang bertuliskan SURVEY TOL. Ditambah pula dengan keterangan untuk dikembalikan di pintu keluar. Saya sempat bertanya sedikit ke petugas yang ada di pintu tol tentang kartu ini. Yang bersangkutan hanya mengatakan bahwa ini memang survey tol seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya.
Pada jarak sekitar 300 meter menjelang pintu tol keluar Cilandak/Ampera, saya sudah melihat mobil-mobil yang memperlambat lajunya untuk sejenak menyerahkan kartu yang masing-masing sudah mereka terima. Pintu tol keluar Cilandak/Ampera terdiri atas 3 buah ruas. Namun ternyata hanya 2 ruas saja yang terlihat dijaga oleh petugas pengambil kartu. Sementara 1 ruas paling kanan tidak terjaga alias kosong melompong.
Mobil-mobil yang lewat ruas itu otomatis ‘mendapat’ kartu gratis. Saya yang iseng sempat berhenti sebentar cuma untuk bertanya mengapa ruas tersebut kosong. Petugas sambil tersenyum hanya menjawab, “Tidak ada orang pak!”. Heran ya? Kok bisa ya bilang melakukan survey tapi ternyata tidak siap.
Bukan masalah nilai kartunya dan saya pun tidak punya kepentingan akan hal itu. Namun kita bisa menilai bahwa survey tol yang dilakukan oleh JLL (Jalur Lingkar Luar) menjadi terkesan basa-basi. Berapa banyak mobil yang tidak tercatat/terdata? Ini baru di satu titik pintu keluar. Tidak menutup kemungkinan hal seperti ini terjadi di titik pintu keluar tol yang lain.
Bisa jadi inilah contoh kecil kebiasaan buruk sebuah kegiataan survey. Dalam pelaksanaan pengambilan sample sering tidak akurat. Akhirnya hasilnya pun layak dipertanyakan. Meski berbeda konteks, saya jadi teringat bagaimana presiden mengkritik lembaga survey. Perlu ada cara agar publik bisa mempertanyakan terhadap hasil survey yang ada.
Kemarin sore (Rabu, 3 Desember 2008) bersama istri saat memasuki pintu tol JORR Cilandak/Ampera, saya sempat melihat pengumuman kecil yang memberitahu akan diadakan survey tol selama kurang lebih 3 hari terhitung mulai hari ini (Kamis, 4 Desember 2008).
Benar saja. Tadi pagi saat masuk pintu tol Dukuh, saat membayar tol, saya diberikan satu buah kartu yang bertuliskan SURVEY TOL. Ditambah pula dengan keterangan untuk dikembalikan di pintu keluar. Saya sempat bertanya sedikit ke petugas yang ada di pintu tol tentang kartu ini. Yang bersangkutan hanya mengatakan bahwa ini memang survey tol seperti yang sudah diberitahukan sebelumnya.
Pada jarak sekitar 300 meter menjelang pintu tol keluar Cilandak/Ampera, saya sudah melihat mobil-mobil yang memperlambat lajunya untuk sejenak menyerahkan kartu yang masing-masing sudah mereka terima. Pintu tol keluar Cilandak/Ampera terdiri atas 3 buah ruas. Namun ternyata hanya 2 ruas saja yang terlihat dijaga oleh petugas pengambil kartu. Sementara 1 ruas paling kanan tidak terjaga alias kosong melompong.
Mobil-mobil yang lewat ruas itu otomatis ‘mendapat’ kartu gratis. Saya yang iseng sempat berhenti sebentar cuma untuk bertanya mengapa ruas tersebut kosong. Petugas sambil tersenyum hanya menjawab, “Tidak ada orang pak!”. Heran ya? Kok bisa ya bilang melakukan survey tapi ternyata tidak siap.
Bukan masalah nilai kartunya dan saya pun tidak punya kepentingan akan hal itu. Namun kita bisa menilai bahwa survey tol yang dilakukan oleh JLL (Jalur Lingkar Luar) menjadi terkesan basa-basi. Berapa banyak mobil yang tidak tercatat/terdata? Ini baru di satu titik pintu keluar. Tidak menutup kemungkinan hal seperti ini terjadi di titik pintu keluar tol yang lain.
Bisa jadi inilah contoh kecil kebiasaan buruk sebuah kegiataan survey. Dalam pelaksanaan pengambilan sample sering tidak akurat. Akhirnya hasilnya pun layak dipertanyakan. Meski berbeda konteks, saya jadi teringat bagaimana presiden mengkritik lembaga survey. Perlu ada cara agar publik bisa mempertanyakan terhadap hasil survey yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar