Memaknai Kemerdekaan Dengan Sederhana
Seminggu lebih sudah berlalu kita merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-63. Tidak ada yang berubah, perayaan umumnya diisi dengan kegiatan hiburan, perlombaan dan lain-lain. Bahkan mungkin karena masih di bulan Agustus dan awal September sudah Ramadhan, maka kegiatan yang bertema hari kemerdekaan masih tetap marak.
Mungkin karena latar belakang budaya lokal, kepentingan politis dan (bisa jadi ) juga pengaruh globalisasi, setiap merayakan Hari Jadi Kemerdekaan, kita selalu menyaksikan dan merasakan kemeriahan yang luar biasa terjadi di pelosok negeri. Setiap tempat menggelar aneka hiburan, perlombaan, dan berbagai kegiataan yang pastinya membutuhkan biaya.
Tapi bagi saya, kebanyakan kegiataan yang berlabel ‘Merayakan Kemerdekaan’ seperti itu tidak punya makna yang dalam dan hanya mendompleng saja. Justru saya semakin heran dengan orang Indonesia. Dalam kondisi ekonomi yang jauh dari menggembirakan dan himbauan untuk benar-benar berhemat, malah kita dengan sadar berboros-boros ria . Seakan lupa dengan keadaan sosial ekonomi yang parah, kita disenangkan oleh berbagai kegiatan hiburan.
Saya pun bukan orang yang suka melaksanakan upacara bendera dan berjiarah ke makam pahlawan. Bukannya tidak patriotik. Kegiatan mengisi perayaan HUT Kemerdekaan bisa dilakukan dengan kegiatan yang lebih produktif. Produktif dan jauh dari kesan simbolis. Dengan memberikan kontribusi nyata yang sederhana terhadap masyarakat kurang mampu seperti memberikan pakaian bekas, bersedekah atau mengkampanyekan hemat energi dan cinta lingkungan.
Saya yakin arwah para pejuang akan tersenyum lebar karena perjuangan mereka ternyata tidak sia-sia. Dibanding melihat pesta-pesta semu yang berdalih rakyat sudah capek dan butuh hiburan. Harusnya para pemimpin bisa memberikan contoh bahwa mengisi kemerdekaan tidak selalu harus dengan pesta. Masih banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan. Bukan dengan melibatkan mereka ke dalam pesta sesaat. Tapi dengan perhatian yang tidak sesaat serta rasa tenggang rasa terhadap krisis yang sedang kita hadapi.
Sudah saatnya kita menanamkan kesederhanaan dalam mengisi acara kemerdekaan kita. Dengan cara sederhana bukan berarti tidak merayakan kemerdekaan. Makna yang sesungguhnya dari merdeka adalah bebas dari penjajahan dalam bentuk apa pun. Kini, setelah 63 tahun, dengan ritual perayaan yang itu-itu saja, pertanyaan pun ditujukan kepada kita semua. Apakah kita sudah benar-benar merdeka sehingga kita bisa merayakan kemerdekaan layaknya orang yang benar-benar merdeka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar