Jumat, 08 Agustus 2008

Fenomena Artis Masuk ke Politik

Fenomena Artis Masuk ke Politik

Jelang pemilu 2009, berita seputar persiapan jelang pesta demokrasi itu marak. Berbagai sorotan kini ditujukan kepada sepak terjang para artis (baca: selebritis) yang tampil sebagai pemain di pentas politik yang memang makin membuka keran kesempatan berpolitik secara lebar-lebar. Ada yang menjadi calon legislatif maupun sebagai kepala daerah di ajang Pilkada.
Sebenarnya bukan cerita baru selebritis main politik. Di era Orba dan jaman sebelumnya, sudah banyak seleb yang ikut berpolitik. Sebut saja (Alm) Sopan Sophian dan Edi Sud , Rhoma Irama,dan masih banyak lagi. Lalu kenapa ketika fenomena itu kembali terulang, lantas publik banyak yang bereaksi? Jawaban sederhana dari saya adalah karena media terlalu membesar-besarkan saja.

Dari sisi selebritis terlebih dahulu. Mereka juga manusia. Manusia yang punya kebutuhan akan banyak hal. Mulai dari materi dan juga eksistensi. Jika motivasinya untuk mencari uang, hal itu sah-sah saja. Mengingat bukan rahasia lagi jika menjadi anggota parlemen atau kepala daerah maka segala macam fasilitas akan didapat. Urusan eksistensi bisa dimengerti karena memang pada dasarnya selebritis membutuhkan banyak ruang agar publik terus sadar akan dirinya. Ajang pemilu bisa saja membuat mereka mengeluarkan jurus aji mumpung.

Secara umum, sah-sah saja mereka berada di wilayah politik. Pertanyaannya kemudian, apakah para seleb itu memang layak masuk ke politik yang ujung-ujungnya adalah memperjuangkan dan mengemban amanat rakyat? Kita tidak bisa pukul rata karena kualitas tiap seleb berbeda-beda. Dengan kepopuleran yang dimiliki seleb, pemilih dengan mudah bisa mengenali. Urusan mutu otak dan integritas yang bersangkutan,itu hal lain. Isi kepala dan integritas pribadi seleb harus menjadi syarat mutlak jika memang ingin memperbaiki Indonesia yang butuh pemimpin sejati.

Jika penilaiannya adalah kemampuan tampil di muka umum, itu sudah makanan mereka. Namun jika dikaitkan dengan kemampuan berpolitik dan paham akan masalah negeri ini, itu yang menjadi pertanyaan besar. Dari beberapa seleb yang saya simak sepak terjangnya dalam persiapan Pemilu, sedikit sekali yang memenuhi syarat. Sebut saja Rieke DP yang memang sudah lama berkecimpung dalam dunia politik dan punya pemikiran kritis.

Selebihnya bisa dibilang sebagai bumbu penyedap rasa. Hanya digunakan partai sebagai vote getter semata. Ibarat dalam suatu pameran dagang, mereka berperan sebagai SPG/SPB, biar jualan laku. Mereka tiba-tiba muncul saat pemilu sudah di depan mata. Saran saya, jangan percaya seleb yang menjadi politikus karbitan. Dari cara bicara dan isi materi pembicaraan, kesan yang ditangkap adalah mereka terlalu memaksakan diri. Akhirnya boneka-boneka itu hanya mempermalukan diri sendiri saja.

Partai pun yang dalam hal ini berada pada konteks saling membutuhkan seharusnya tidak main gaet sana-sini. Partai sebagai wadah aspirasi politik rakyat harus mampu menjaga kepercayaan rakyat yang memilihnya. Caranya, mereka harus benar-benar selektif dalam merekrut para seleb sebagai barang dagangan bahkan jika perlu sebagai kader.

Dengan demikian, keterlibatan seleb di dunia politik bukan sekedar numpang lewat saja. Melainkan memang sudah benar-benar menceburkan diri dengan misi sebagai penyambung lidah rakyat demi kesejahteraan bersama. Dibutuhkan lebih dari sekedar popularitas bagi seleb untuk mengabdi di dunia politik.

1 komentar:

infogue mengatakan...

artikel anda :

http://politik.infogue.com/
http://politik.infogue.com/fenomena_artis_masuk_ke_politik

promosikan artikel anda di www.infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler menurut pembaca.salam blogger!!!

Arsip Blog