Catatan Untuk Siaran Sepakbola Euro 2008
Walau sudah agak basi, tapi tidak ada kata terlambat untuk sekedar mengeluarkan uneg-uneg lewat blog ini. Perhelatan Euro 2008 sudah lewat. Kurang dari sebulan, kita disuguhkan oleh pertunjukkan sepakbola kelas dunia yang bisa dinikmati secara gratis lewat layar kaca. Kita perlu bersyukur dengan tontotan non bayar ini.
Untuk pertama kalinya hak siar sebuah event akbar dipegang secara eksklusif oleh grup media. Kali ini Media Nusantara Citra (MNC) tampil sebegai pemegang hak penuh siaran yang harganya selangit itu. Gema Euro 2008 sudah terdengar 6 bulan sebelum hari H pelaksanaan melalui 4 stasiun milik mereka, RCTI, Global TV, TPI dan Indovision (Vision 1). Tampaknya mereka benar-benar siap untuk memberikan yang terbaik buat pemirsa. Berbagai promo event baik on air dan off air dikemas untuk membuktikan bahwa grup ini dapat dipercaya memegang event bergengsi.
Secara umum, terlepas dari 'gangguan badai' saat Turki vs Jerman, kinerja grup ini dalam membuat pemirsa nyaman layak diacungi jempol. Saya juga angkat topi untuk tim komentator yang kurang familiar tapi ternyata baik dalam memberikan opini dan menjadi bagian dalam show ini.
Sedikit flash back saja. Mungkin banyak orang yang masih ingat saat hak siar Piala Dunia 2006 di Jerman dipegang oleh SCTV. Untuk beberapa pertandingan kita harus melihat seorang yang sangat tidak kapabel untuk urusan sepakbola menjadi host acara siaran langsung. Belum lagi kekecewaan banyak orang atas pemotongan drastis tayangan acara pembukaan event tersebut. SCTV yang terkenal dengan sinetron dan reality show-nya pun terkesan tidak punya greget mengemas program sport tingkat tinggi itu.
Kembali ke Euro 2008. Selama penyelenggaraan siaran Euro 2008, MNC mampu menjadi 'TV Bola'. Citra itu melekat dengan sendirinya karena memang porsi siaran yang berbau bola menempati rangking yang tertinggi (paling tidak RCTI yang memang punya sport image paling kuat). Siaran langsung di malam hari maupun siaran tunda di siang hari akhirnya membuat TPI dan Global TV sempat menjadi keRCTI-RCTIan.
Namun, tetap saja ada beberapa catatan yang bisa saja menjadi masukan buat pengasuh acara serupa yang nantinya akan menjadi pemegang hak tunggal siaran. Saya sempat melihat langsung partai Portugal vs Turki dimana Choki Sitohang (CS) menjadi host. CS mungkin hebat untuk acara variety show atau life style talk show. Tapi untuk olahraga, paling tidak untuk sepakbola, ia tidak mendapatkan soul-nya. Orang yang paham dunia broadcasting dan sepakbola, akan mengerti kalau CS pasti bekerja keras untuk menghafal istilah-istilah sepakbola dan berlagak sebagai orang yang paham sepakbola. Tapi CS telah memaksakan diri dan akhirnya gagal untuk melakukannya dengan baik.
Ada juga kekagetan saya di pagi buta saat laga Rusia vs Spanyol. Sutrisno Bachir (SB) yang sedang getol-getolnya mempromosikan dirinya jelang tahun politik 2009, muncul sebagai 'reporter dadakan' dari Wina . SB boleh-boleh saja berada dimana-mana, tapi mbok ya sadar diri dan kemampuan. Biasanya seorang reporter akan melaporkan kondisi atau isu-isu terkini seputar partai yang akan digelar. SB justru nyerocos terus layaknya pengkhotbah yang sedang membaca tulisan tentang sepakbola. Bahan omongannya sangat standar dan sangat tidak perlu. Anak gaul sekarang bilangnya,'Gak Penting Banget Sech!". Sangat disayangkan, MNC menempuh resiko ini.
Sekali lagi tidak ada yang sempurna. Apalagi untuk event yang berlangsung dalam waktu lebih dari 3 minggu seperti Euro 2008 ini. Secara teknis MNC (terutama RCTI sebagai 'kakak' tertua) telah membuktikan mereka memang kuat di sport. Namun secara non teknis, masih ada sedikit gangguan kecil yang bisa perbaikan di masa datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar