Selasa, 05 Februari 2008

Senayan Akan Menjadi Milik Persija

Senayan Akan Menjadi Milik Persija

Sebagai warga Jakarta, saya jelas merasa ikut memiliki Macan Kemayoran. Jelas karena saya punya andil terhadap Persija, yang didanai oleh APBD, dengan ikut membayar berbagai macam pajak. Namun bukan semata-mata karena saya orang Jakarta, tapi karena memang Persija bisa dikatakan siap untuk mematahkan 'Kutukan Senayan' yang lebih dari tiga tahun sangat melekat buat tim ibukota ini. Menghadapi Sriwijaya FC di semifinal Liga Djarum besok (6 Februari 2008), saya optimis Persija akan mampu menggulung pasukan Palembang itu dan memastikan langkah ke final.

Seharusnya Persija harus benar-benar belajar dari kekalahan dan kesalahan partai-partai krusial yang pernah dilakukan di Senayan. Paling tidak adalah partai terakhir yaitu, melawan Persipura pada laga semifinal Copa Indonesia 2007. Meskipun sempat memimpin lewat gol Bambang Pamungkas (BP),Persija kalah 2-3.

Masalah pertama yang mendasar adalah mental bermain di SUGBK. Senayan bukan Lebak Bulus. Dari luas lapangan dan atmosfir jelas berbeda. Di Lebak Bulus, dukungan Jak Mania terasa lebih kental, karena memang bangunan stadion yang lebih kecil dibanding SUGBK. Dan yang paling essensial adalah Lebak Bulus memang kandang dari BP Cs. Dukungan fanatis Jak Mania harus dikonversikan secara positif bukan malah menjadi beban.

Yang kedua adalah taktik dan strategi. Penempatan pemain saat laga melawan Persipura di semifinal Copa Indonesia 2007 dinilai adalah kesalahan pelatih. Mulky dimainkan sebagai starter, pada posisi bek kiri. Bukannya mengecilkan arti pemain muda ini. Tapi Mulky masih minim pengalaman di ajang bergengsi seperti itu. Buktinya ia kelihatan kewalahan menghadapi kecepatan Beto dan Jeremiah. Masuknya M. Roby jelas merubah irama dan kekokohan barisan belakang Persija saat itu. Abanda dan Hamka tetap pilihan utama di jantung pertahanan. Ismed sudah pasti berada di posisi bek kanan. Tinggal memastikan M. Roby atau Gerald Pangkali bisa bermain untuk berada di sektor bek kiri.

Tidak bermainnya M. Ilham di partai itu juga masalah tersendiri. Persija hanya mampu menyisir serangan lewat sayap kanan yang dihuni Atep. Tampilnya M. Ilham di sayap kiri nantinya akan menambah daya dobrak Persija. Dengan memiliki 2 wing yang cepat, pola 4-4-2 ala Persija akan lebih mujarab. Serangan cepat dari sayap sangat mengkin dilakukan.

Duet Aliyudin-BP tetap yang terbaik sekaligus menakutkan lawan. Namun yang perlu diwaspadai adalah lawan tentunya sudah mengenal betul gaya dan kombinasi diantara keduanya. Tugas berat pastinya dipikul oleh Robertino dan Agus Indra/Francis Wawengkang untuk melakukan kreasi dan terobosan ke daerah lawan. Dua gelandang ini pun harus benar-benar fight melawan gelandang Sriwijaya yang terkenal punya determinasi tinggi. Oh, ya. Berbicara gelandang, mengingat tipe dari Robertino adalah sebagai gelandang serang, lebih baik untuk posisi Midfielder pendampingnya adalah Francis Wawengkang atau I Wayan Mudana. Menghadapi Sriwijaya FC yang agresif, Persija jelas butuh gelandang dengan karakter bertahan yang berfungsi sebagai jangkar.

Kreasi bola daerah untuk Aliyudin's style harus lebih dikombinasikan dengan umpan satu dua yang rapi. Penempatan posisi BP yang cerdas kembali diharapkan dalam perang besar ini. Tinggal bagaimana mengatur ritme permainan agar tidak ikut (apalagi didikte oleh lawan) dengan gaya permainan lawan.

Persija terakhir memukul Sriwijaya, 4-2 di Lebak Bulus. Semoga anak-anak Persija masih ingat akan hal itu. Semangat dan mental bertanding menjadi penentu utama kemenangan Persija. Semoga Persija bisa mengenakan seragam kebesaran mereka, oranye. Saat takluk dari Persipura, BP Cs mengenakan seragam serba putih. Dengan oranye sebagai kostum home, Senayan akan semakin oranye dan tentunya ini punya pengaruh psikologis yang positif buat anak-anak Persija.

Ayo, Persija. Buktikan bahwa sepakbola Jakarta bukan hanya bikin kerusuhan dan kemacetan. Tapi berikanlah gelar terhormat sebagai bukti bahwa kontribusi kami sebagai warga Jakarta tidak sia-sia. Rebutlah gelar juara Liga Indonesia yang terakhir diraih tahun 2001.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog