Senin, 28 Januari 2008

Pato 2 - Genoa 0

Pato 2 – Genoa 0

Setelah pada pekan sebelumnya Kaka cs sukses menekuk Napoli 5-2, Milan kembali berhasil meraih kemenangan kedua di San Siro musim ini semalam (27/1). Kali ini Genoa yang menjadi korban Milan. Pasukan Gasperini itu menyerah dengan skor 2-0.
Sukses Milan secara fakta memang patut diacungi jempol. Pato menjadi bintang dengan memborong dua gol kemenangan Raja Eropa dan Dunia itu. Namun ada beberapa catatan yang terlihat atas penampilan anak-anak Milan dalam laga ketiga bagi Pato di ajang Seri A musim ini.
Skema permainan yang diterapkan oleh pelatih Ancelotti terlihat kurang meyakinkan dan kurang pas dalam menghadapi Genoa. Carletto menerapkan pola 4-4-1-1. Pato berada paling depan sementara Kaka ada dibelakangnya. Ini adalah kesalahan terbesar Milan semalam. Empat gelandang di-plot sejajar (Gattuso,Pirlo,Ambrosini, & Seedorf). Sementara Nesta & Kaladze berada di jantung pertahanan. Maldini di sisi bek kiri dan Oddo di kanan. Kalac kembali dipercaya berada di bawah mistar.
Milan tidak memainkan 2 striker sekaligus. Kaka adalah pemain yang bukan bertipe striker murni. Ia lebih ‘hidup’ jika bermain sebagai gelandang serang atau striker lubang. Sementara ia harus menumpuk 4 centrocampista di tengah. Bisa jadi ini dilakukan karena tampilnya Maldini. Maldini yang sudah lamban akan sangat terbantu jika ada gelandang yang bisa lebih menutup daerahnya.
Pola ini terbukti tidak efektif dan kurang greget. Sepanjang babak pertama, Milan memang unggul di lini tengah. Namun tidak ada manuver atau pun organisasi penyerangan yang bagus jika berada di sekitar kotak 16 lawan. Saya cukup heran dengan pola seperti ini. Bermain di San Siro dan wajib menang, tapi Carletto terlampau khawatir dengan pertahanan. Sebaiknya Kaka ditempatkan menjadi pemain di belakang 2 striker. Sementara Seedorf yang sedang tidak in bisa diistirahatkan.
Sementara Genoa bermain sederhana dan taktis. Mereka mengandalkan kecepatan Marco Boriello (ex Milan) yang benar-benar merepotkan Kaladze dan Nesta. Dengan penampilannya yang lugas dan taktis, sempat terpikir mungkin Carletto bisa menarik bomber Genoa itu kembali ke Milan.
Pato memang pemain berbakat. Tapi dari pengamatan saya, karena belum berpengalaman, sejauh ini ia bukanlah striker dengan killer instict yang mumpuni. Terlihat beberapa kali peluang emas hasil rebound Kaka dan Pirlo yang gagal dimanfaatkan oleh Si Bebek. Mungkin ceritanya akan lain jika yang bermain Pippo.
Gol pertama Pato menit ke-68 adalah puncak dari tekanan Milan yang bertubi-tubi. Memanfaatkan umpan silang Maldini dari sisi kanan pertahanan Genoa, Seedorf melakukan duel udara untuk menyundul bola. Bola berada nyaris ke tiang jauh Robinho yang bisa disundul kembali oleh Pato. Gol yang kurang istimewa. Sementara gol kedua adalah buah kejelian Ambrosini yang melakukan long pass ke arah ruang kosong yang bisa dikejar oleh Pato dan sekaligus mengelabui kiper Genoa.
Gilardino juga terlambat dimasukkan. Setelah unggul 2-0 dan Genoa bermain dengan 10 pemain, Seharusnya Gila diberkan kesempatan untuk tetap memelihara naluri bermainnya. Emerson yang tampil sebagai pemain pengganti kembali bermain kurang mengesankan.
Sangat disayangkan Kaka bermain kurang maksimal karena memang dia berada di posisi yang tidak pas. Bahkan dia beberapa kali terlihat frustasi dan bentrok dengan lawan. Kalaupun ada pemain yang tampil luar biasa, adalah Ambrosini dan Oddo. Ambro yang karakter khas Italia dan selalu semangat, sangat rajin membantu serangan dan menjaga pertahanan.
Milan belum bermain dengan baik di laga itu. Kemenangan atas Genoa lebih tepat diberikan kepada Pato yang sukses mencetak 2 gol. Meskipun, sebenarnya Pato bisa berbuat lebih banyak dari itu. Salut buat Pato layak diberikan. Harus diakui, he's the best buy's Milan this season. Pato 2 - Genoa 0

Tidak ada komentar:

Arsip Blog