Minggu, 08 November 2009

Ada Om Hen (Yang Ikut Main) di Latihan Alumni UI

Ada Om Hen (Yang Ikut Main) di Latihan Alumni UI

Tidak ada yang memberitahu sebelumnya kalau Om Hen, pelatih sepuh Menteng Yunior, akan datang ke Stadion UI dalam latihan rutin mingguan tim alumni UI. Sebuah kejutan yang jarang terjadi. Om Hen, menyempatkan hadir di tengah-tengah (mantan) pemainnya. Saya kembali bertemu dengan Sugih Hendarto, alias Om Hen, mantan pelatih Persija era 80an. Terakhir ketemu sekitar 2 tahun lalu saat menonton persija main di Lebak Bulus. Selebihnya hanya komunikasi lewat telepon. Itupun hanya sekali dua kali saja. Saat beliau ulang tahun dan ketika beliau menyaksikan saya tampil di televisi.

Saat baru sampai di Stadion UI pukul 15.20 WIB tadi, belum ada siapa-siapa. Sementara lawan tanding sudah hadir di sana. Tak lama kemudian barulah Faisal tiba. Chit-chat sebentar dengan Faisal, tiba-tiba teringat Ahmad Deny (Becky), teman satu jurusan dan angkatan di FISIP, yang ‘seharusnya’ memang sudah janjian dijemput di Stasiun UI. Tanpa buang waktu, langsung saja meluncur ke depan Fakultas Psikologi untuk janjian. Begitu ketemu Becky, langsung kembali lagi ke stadion.

Begitu sampai di stadion, alangkah terkejutnya saya melihat sosok sepuh dengan rambut putih total, sudah duduk manis di bench tuan rumah. “Hah! Om Hen?!”, kaget saya dalam hati. Entah kenapa, melihat Om Hen, seketika saya semakin bersemangat saja untuk bertanding sore tadi. Langsung saja saya hampiri beliau sambil menyebut namanya seperti gaya saya biasanya yang sok menggoda. “Apa kabar Om Hen?”, tanya saya sambil menjabat erat tangannya yang masih kuat itu.

Seperti biasa beliau langsung nyerocos tak karuan. Kebiasaan yang pasti dilakukan adalah melempar pujian ke lawan bicara (yang menurut beliau memang layak dipuji). Mulai dari gaya saya berbicara sampai cara saya menyapa teman-teman yang lain, menjadi perhatiannya. “Wah! Ini dari mana Om. Tumben. Terimakasih Om sudah datang”, tanya saya. Rupanya beliau baru pulang dari melatih anak-anak sekolah sepakbola di Simprug. Rekan satu tim saya di Menteng Yunior, Fauzi, yang mengajak beliau datang ke Stadion UI.

Dan ternyata….Om Hen tidak cuma ingin menonton, tapi memang niat untuk main! Beliau sudah bersiap-siap dengan kostumnya. Waduh! Beliau masih mau main? Enggak salah nih? Usia sudah 75 tahun lho! “Bagaimana pengaturan komposisi pemain di lapangan nantinya ya?”, cemas saya. Lebih-lebih, melihat gaya lawan yang sedang pemanasan, tampaknya kali ini alumni UI bakal mendapat kerepotan berarti. Agak khawatir juga sih.

Akhirnya setelah berdiskusi dengan Faisal, Om Hen ‘dipasang’ di posisi gelandang serang dalam formasi tim alumni UI babak pertama. Saya bermain sebagai stopper di depan Fachri, si libero. Bek kanan sudah aman ada Erwin. Sementara di kiri ada Wawan. Untuk ‘menambal’ Om Hen, di tengah ada Fadil. Apit ada di kanan, dan Effendi Gazali ada di kiri. Faisal dan Budiman, menjadi duet penyerang. Rata-rata usia pemain adalah 30 tahun ke atas. Om Hen adalah satu-satunya pemain di atas 70 tahun! Lagi-lagi mungkin karena faktor kehadiran Om Hen di lapangan sebagai pemain, kita bermain semangat, lepas dan percaya diri. Lawan pun berhasil kita tekan hingga 40 menit pertama.

Yang lebih membuat semangat adalah bagaimana seorang Om Hen yang sudah kepala tujuh bermain demikian taktis. Simple dan tidak banyak berlama-lama dengan bola. Sosok Om Hen di dalam lapangan benar-benar menginspirasi saya untuk bermain bagus. “Dia aja yang udah 75 masih kuat mainnya, masa gue enggak sih? Malu dong!”, guman saya. Celoteh dan teriakan ala Om Hen terhadap semua kesalahan pemain dan kondisi yang ada, seperti sebuah ‘hiburan’ langka saat berlatih atau bertanding.

Hujan rintik-rintik yang turun pertengahan babak, ternyata membuat permainan semakin asyik. Saya memang paling suka suasana dan kondisi seperti itu. Hujan tapi lapangan tak tergenang. Tidak cepat lelah. Sempat melihat ke bangku cadangan, sempat bilang kepada teman di sana agar masuk menggantikan saya, memberikan kesempatan yang lain bermain. Tapi Om Hen langsung mendatangi saya sambil bilang begini,”Jangan minta ganti, sampai mainnya habis!”. Saya cuma bisa mesam-mesem saja. Iya, juga sih. Jadi malu sama yang lain. Belakangan ternyata, Faisal sebenanya juga mau minta diganti, tapi berhubung ada Om Hen, jadinya dia mengurungkan niatnya. Skor 1-0 untuk alumni UI di babak pertama, dengan seabrek peluang yang terbuang sia-sia. Skor keseluruhan adalah 4-0, lewat tambahan 3 gol di babak kedua.

Selesai pertandingan, saya sempat kembali ngobrol dengan beliau. Menanyakan aktifitas dan lain sebagainya. Saat memimpin briefing penutup, lagi-lagi saya mendapat celetukan dari beliau yang membuat beberapa teman tersenyum. Kehadiran Om Hen benar-benar berarti, paling tidak buat saya pribadi. Saya pun melontarkan ucapan terimakasih secara khusus atas kehadiran beliau di saat penutupan latihan. OK, Om Hen. Terimakasih buat inspirasinya hari ini. Sampai ketemu lagi di lapangan….

Tidak ada komentar:

Arsip Blog