Kekalahan Milan dari Arsenal, Kekalahan Pemain Tua
Menyaksikan Milan kalah 0-2 dari Arsenal di San Siro dalam pertandingan kedua babak perdelapan final Liga Champions, Rabu dini hari (5 Maret 2008), ibarat menjadi saksi bahwa pengalaman bukanlah segalanya dalam sebuah pertarungan level atas sepakbola dunia.
Milan yang mayoritas bermaterikan old crack sempat menyandang predikat sebagai tim 90 menit. Artinya, pasukan Carleto terkenal mampu melakukan perlawanan dan akhirnya memberikan kejutan pada penghujung laga. Milan sering memenangkan duel saat pertandingan memasuki menit-menit akhir. Namun yang terjadi di San Siro minggu lalu itu adalah sebuah kenyataan pahit dimana Milan ternyata lengah dan kedodoran pada masa senja duel. Sebuah kejutan yang bukan diharapkan Milan seperti biasa.
Faktor stamina yang terkuras menjadi sorotan utama penyebab kekalahan Milan. Hal ini sebenarnya adalah hal basi yang sudah menjadi kegelisahan para Milanisti sejak musim lalu. Dalam partai kontra Arsenal di San Siro, Milan menurunkan banyak pemain di atas 30 tahun seperti; Kalac, Oddo, Ambrosini, dan Inzaghi. Bahkan Milan dengan berani menurunkan Maldini yang beberapa saat lagi sudah berkepala 4. Berbeda dengan tim asuhan Wenger yang justru didominasi oleh young guns.
Faktor usia yang sudah tua memang bisa diartikan kenyang pengalaman. Jam terbang yang mumpuni dirasakan sangat membantu ritme permainan dan juga taktik tim. Penempatan posisi yang baik disertai ketenangan menghadapi tekanan menjadi modal kuat pemain-pemain seperti ini. Milan yang memiliki laboratorium canggih juga diyakini mampu membuat para senior itu menjadi bugar dan kuat.
Pengalaman menjadi elemen yang penting dalam sebuah pertandingan kelas atas. Pengalaman yang matang di lapangan akan lebih mengkilap jika ditunjang dengan kondisi fisik yang prima. Kenyataannya, kebugaran dan ketahanan fisik Maldini Cs akhirnya jebol juga. Dua gol yang di sarangkan Arsenal di sepuluh menit terakhir, berasal dari pemain muda yang enerjik.
Faktor taktik juga menjadi sisi lain yang menarik atas kegagalan Milan menuju Moskow Mei nanti. Berbekal hasil kacamata di Emirates Stadium dua pekan lalu, Milan hanya butuh satu gol tanpa balas saja saat menjamu Adebayour Cs di kandang.
Skema permainan yang diharapkan tadinya adalah memperkuat lini tengah. Lini tengah perlu diperkuat oleh 4 bahkan 5 pemain sekaligus. Tampilnya Maldini membuat lini belakang rentan keropos. Maka perlu gelandang yang enerjik untuk bisa menutup celah maut yang bisa dimanfaatkan ketajaman dan kecepatan lawan. Milan sebenarnya cukup mematok 1 orang striker murni saja.
Masih segar dalam ingatan saya saat Milan menumbangkan Manchester United 3-0 di San Siro. Dengan agregat 3-2 untuk MU sebelum pertandingan, Milan hanya mematok Inzaghi sendirian di depan. Barisan gelandang diisi oleh Seedorf, Ambrosini, Pirlo dan Gattuso. Sementara Kaka berada sedikit ke depan, di belakang Inzaghi. Milan tetap bisa menyerang dan bertahan dengan baik.
Yang terjadi di lapangan minggu lalu adalah sebaliknya. Carleto tetap memaksakan memasang 2 striker. Pato dan Inzaghi diduetkan. Meskipun Pato sering menyisir sisi kanan pertahanan lawan, tetap saja kondisi ini adalah mubazir. Sulit bagi Milan untuk menekan dengan skema seperti itu, terlebih melihat karakter Arsenal yang dengan cepat bisa menumpuk pemainnya di belakang.
Ketidakhadiran Seedorf juga menjadi sebab kurang bervariasinya lini tengah Milan. Tanpa The Proffesor, hanya ada Pirlo yang memiliki peran pengatur bola. Ambrosini dan Gattuso lebih memiliki karakter sebagai worker.
Milan sudah tersingkir di arena para jawara Eropa. Kini tinggal memastikan satu tempat di Seri A untuk jatah Liga Champions musim depan. Artinya Milan seharusnya bisa lebih fokus terhadap satu event saja. Dengan menjadikan setiap sisa partai adalah partai final, saya yakin bahwa Milan tetap bisa tampil kembali di Liga Champions musim depan.
Tinggal bagaimana manajemen Milan berani memutuskan untuk lebih banyak mengisi darah muda dalam komposisi tim untuk memberikan penyegaran serta kemenangan dalam perjalanan panjang dan berat musim depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar