Senin, 24 Desember 2007

Milan Kurang Beruntung


Milan Kurang Beruntung
Duel Inter-Milan pada gionarta ke-17 di San Siro semalam (23 Desember 2007) akhirnya menjadi milik Inter. Rosonerri harus mengakui keunggulan Inter 1-2 dalam laga yang berjalan dalam tempo tinggi dan atraksi kelas dunia. Milan sempat unggul terlebih dahulu melalui Andrea Pirlo saat laga baru berjalan 16 menit. Tendangan bebas Pirlo satu meter di luar kotak enam belas mengalir deras ke pojok kanan atas gawang Julio Cesar. Namun akhirnya Inter berhasil membalikkan keadaan lewat gol Cruz menit ke-36 dan Cambiaso menit ke-63.

Apa yang salah dengan Milan dalam kontra penuh prestis itu?

Satu kalimat pembuka, Milan kurang beruntung. Iya, Ancelotti tampaknya memang berkonsentrasi penuh untuk laga itu. Ia pun seakan 'melepas' partai melawan Catania di leg pertama Copa Italia di San Siro Rabu (19 Desember 2007) lalu. Hanya pemain lapis kedua yang diturunkan. Sementara pemain utama disimpan untuk istirahat. Materi pemain yang diturunkan di derby della madoninna adalah formasi inti Milan. Formasi saat Milan menekuk Boca Juniors 4-2 di final World Club Cup minggu lalu. Hanya saja kali Massimo Oddo bermain menggantikan peran Bonera di posisis bek kanan.

Menyaksikan laga derby lewat layar TV berlangganan, Milan bermain penuh percaya diri di tengah tekanan penonton Inter yang memang bertindak sebagai tuan rumah. Aliran bola anak-anak Milanello di 1/3 babak pertama lebih mengalir dan indah dibanding lawannya. Pertahanan Milan dan lini tengah juga tangguh. Yang menarik perhatian saya adalah ketika Walter Samuel harus keluar karena kakinya cidera. Penyebabnya adalah aksi meliuk-liuk Kaka yang akhirnya dijatuhkan dengan tangan oleh Cambiaso.

Namun pertanda kekalahan Milan mulai kelihatan saat Pippo Inzaghi mulai merasa kesakitan. Saya mulai khawatir dengan hal ini. Jika Pippo cidera, penggantinya pasti Gilardino. Bukannya mengecilkan arti Gila. Namun dalam laga yang syarat tekanan, mental dan skill Pippo masih yang terbaik. Gatusso juga demikian. terlihat ia sering mengeluh kesakita. Waduh! bisa bahaya ini. Milan menghadapi Inter tanpa Pippo dan Gatusso adalah mimpi buruk. Tidak ada penyerang yang licin dan punya pergerakan serta positioning yang bagus untuk menyulitkan pertahanan Inter. Tidak ada juga gelandang bertahan yang sekaligus pekerja keras di lapangan tengah.

Benar saja. Memasuki babak kedua, dua nama itu tidak ada di lapangan. Pippo digantikan oleh Gila. Sementara Emerson masuk menggantikan Gatusso. Awalnya tidak ada yang janggal dengan masuknya Emerson dan Gila. Namun setelah 5 menit berjalan, terlihat lini tengah Milan mulai enggak greget. Penampilan Emerson tidak Apple to Apple dengan Gatusso. Ia lebih sering membuat pelanggaran tidak perlu. Gila pun kurang punya determinasi sehingga pertahanan Inter tidak perlu terlalu khawatir. Hanya ada satu peluang emas yang ia miliki saat terlambat sepersekian detik menyambut crossing Maldini menit ke-50.

Mimpi buruk semakin lenggak saat Seedorf yang cidera digantikan Serginho menit ke-58. Penampilan Seedorf 'Sang Profesor' memang sedang kurang bagus namun sebenarnya tenaga dan pengalamannya sangat dibutuhkan. Ia adalah tandem yang bagus buat Pirlo dan (terlebih) Kaka. Serginho jelas berbeda dengan Seedorf. Ia hanya bisa bermain menyisir sisi kiri lapangan. Kurang punya peran besar di lapangan tengah dan daya jelajah yang terbatas. Kelebihan utamanya adalah umpan silang yang berbahaya dan akurat.

Lima menit berselang keluarnya Seedorf, akhirnya Cambiaso berhasil mencetak gol kemenangan timnya. Berawal dari upaya Maldini yang salah manghalau bola umpan silang. Bola hasil sundulannya tidak bisa di raih dengan sempurna oleh Ambrosini yang memang agak jauh dari jatuhnya bola. Bola lebih dekat ke kaki cambiaso. Dengan sekali kontrol dan tendangan kaki kiri bagian luar, bola mengarah ke gawang dan tidak bia diantisipasi dengan baik oleh Dida. Dida seperti salah langkah. Bola masuk ke arah tengah gawang. Sementara Dia bergerak agak ke kiri. Milan sudah kalah dengan gol ini.

Kaka juga tidak segarang babak pertama. Ia terlihat kurang padu dengan Ambrosini dan Pirlo. Salah satu peluangnya adalah tendangan keras kaki kirinya menit ke-82 dari luar kotak pinalti yang masih bisa ditepis Cesar. Sementara meski kurang membuat repot lini belakang Inter, Gila memiliki satu peluang untuk mencetak gol. Adalah Ambrosini yang bermain dengan penuh semangat dan tenaga luar biasa. Ia kerap uncul sebagai second liner. Nesta juga kokoh di jantung pertahanan Milan.

Namun sekali lagi, Milan bukanlah juara dunia tanpa lini tengah yang tangguh. Tanpa Gatusso dan Seedorf, lini tengah Milan pincang. Aksi pergerakan tanpa bola pemain berkelas seperti Inzaghi pun tidak terlihat di babak kedua. Terlepas dari hasil negatif yang diraih Milan di laga jelang Natal ini, partai ini adalah partai dengan standar kelas dunia. Sangat sayang dilewatkan. Penuh tekanan dan aksi tingkat tinggi.

Sayang Milan kurang beruntung. Namun pujian atas kemenangan Inter tetap harus diberikan. Good Job Mancini.

Tidak ada komentar:

Arsip Blog